Ranjau laut atau Naval Mine adalah alat peledak yang ditempatkan di permukaan air atau dalam air untuk menghancurkan kapal permukaan dan kapal selam. Ranjau laut dapat disebarkan melalui Kapal, Kapal selam, Kapal Selam mini, pesawat atau secara perorangan. Ranjau laut merupakan senjata yang relatif murah dan fleksibilitasnya menjadi senjata favorit tak kala menemui pertempuran yang tak seimbang (contohnya Irak vs Amerika). Berdasarkan sejarahnya Ranjau laut sudah lama diciptakan dan digunakan di peperangan, yakni digunakan oleh militer China semasa Dinasty Ming pada abad 14. Catatan China menunjukan, pada abad 16 Ranjau laut digunakan untuk melawan Perompak dari Jepang (Wokou). DI era ini Ranjau laut diletakan di kotak kayu direkatkan dengan Putty (sejenis material plastik seperti tanah liat).
Di Eropa, tercatat Britania Raya juga menciptakan sejenis ranjau laut, di Amerika pun demikian, Davis Bushnell menciptakan ranjau laut untuk dan digunakan saat perang kemerdekaan melawan Inggris walaupun lebih mirip drum yang diisi mesiu kemudian dipicu dengan api. Ranjau Laut dioperasikan secara elektrikal baru digunakan saat berkecamuknya Perang Saudara di Amerika Serikat pada abad 19. Kesuksesan yang diraih senjata ini ketika Perang Saudara Amerika (Civil War) membuat pemerintah Amerika memasukan ranjau laut dalam daftar senjata utama untuk pertahanan pantai (Coast Defence).
Sepertinya sulit untuk menentukan siapa penemu sebenarnya Ranjau laut , karena masing-masing negara melakukan risetnya sendiri di jaman yang berbeda pula.
KEKUATAN
Daya hancur ranjau laut sudah dibuktikan saat civil war, dengan menenggelamkan USS Cairo di tahun 1862 sekaligus menjadi korban kapal perang pertama di era Industri. Pada perang Russia – Jepang tahun 1904-1905, penggunaan ranjaut laut cukup besar dan dalam tempo singkat 2 Ranjau Kapal menghantam kapal perang Russia Pertopavlovsk dekat Port Arthur yang mengakibatkan terbunuhnya Komandan Armada Laut Russia Admiral Stepan Makarov. Penggunaan Ranjau Laut terus berlanjut di Perang Dunia I dan Perang Dunia II menorehkan hasil yang gemilang. Sepanjang Perang Dunia, Inggris Raya mengcover seluruh perairannya dengan ranjau laut, untuk perlindungan dari serangan Jerman.
JENIS-JENISNYA
Bentuk Ranjau laut sekarang bermacam macam, diawal kemunculan berbentuk drum, di era perang dunia berbentuk Tabung atau Bola. Agara tak mudah diketahui lawan, ranjau laut biasanya disamarkan dengan sampah, di bentuk menyerupai sampah laut agar tidak mencurigakan. Namun era sekarang, penempatan ranjau laut tak lagi mengapung di air yang masih bisa diliat kasat mata tetapi sudah mampu berada dibawah air. Semisal Ranjau EM-52 buatan China yang tenggelam di dasar laut, menunggu, dan melacak kedatangan kapal musuh dengan gelombang elektromagnetik atau gelombang suara, lalu meluncur sendiri ke sasaran dengan membawa 660 pound hulu ledak.
Secara garis besar, Ranjau laut (Naval Mine) dibagi menjadi 2 :
1. Contact Mine
Merupakan jenis Ranjau laut dengan teknologi lama, pada bentuk awal, mekanisme peledekan ranjau masih memakai sistem mekanis, tetapi digantikan dengan Horn Hertz (tanduk) pada 1870. Ketika lambung kapal menyentuh tanduk, ranjau laut akan terpicu dan meledak.
2. Limpet Mine
Adalah ranjau laut dengan bentuk yang modern, lebih compact. Cara kerjanya lebih modern, ada yang menggunakan magnet untuk menempel pada lambung sasaran atau menggunakan ‘artificial intellegence’ ,yang mana bila mendeteksi keberadaan sasaran, ranjau laut akan meluncur dan menghantam sasaran, serta mampu membedakan mana sasaran (lawan) dan yang bukan (kawan).
Kemudian ada pula ranjau laut yang kendalikan melalui kontroller dari jarak jauh. selain itu ranjau laut juga memiliki jenis yang special dan unik, yakni Torpedo mine, Nuclear mine, Daisy-chained mine, Dummy mine
PENGGUNAAN.
Sejak Perang Dunia 2, Ranjau laut telah merusak 14 Kapal perang Amerika. Selama Perang Korea, Ranjau Laut yang disebar Korea Utara menyebabkan 70% kerusakan dialami oleh Kapal-kapal Amerika, 4 diantaranya tenggelam. Saat perang Iran-Iraq tahun 1980 – 1988 kedua pihak menyebar ranjau laut disekitar teluk persia, tanggal 14 April 1988 Kapal Perang AS, USS Samuel B. Roberts (FFG-58) tenggelam oleh ranjau laut Iran jenis M-08/39. Karena ranjau laut inilah, militer AS sepertinya enggan langsung menyerbu Iran, Ranjau Laut masih menjadi momok bagi armada laut. Begitu juga saat Perang Teluk, Ranjau Laut Iran berhasil merusak Kapal USS Princeton (CG-59) and USS Tripoli (LPH-10),so memang Ranjau laut menjadi andalan negara dengan militer yang lebih Inferior dibanding lawan. Senjata ‘kecil’ untuk melumpuhkan Senjata ‘besar’.
Di tahun 2010 lalu, kabarnya kapal perang Cheonan milik Korea Selatan tenggelam karena ranjau laut yang ditebar Korea utara
Sekarang, Hukum internasional mewajibkan setiap negara untuk mengumumkan kapan mereka akan menempatkan ranjau di suatu wilayah agar kapal sipil dapat menghindari wilayah tersebut. Namun peringatan tersebuat tak harus mendetail, mereka hanya menyebutkan telah menebar ranjau di perairan x.
Ranjau laut salah satu penemuan dalam bidang senjata yang cukup Strategis. Sebab Biaya produksi dan penyebarannya umumnya berkisar antara 10% dan 0,5% dari biaya untuk penyingkirannya artinya Lebih murah membuat dan menebar Ranjau laut ketimbang membersihkannya dan lagi upaya penyapuan/sweeping Ranjau laut relatif masih terlalu sulit meskipun sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi penyapu ranjau yang modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar